Wednesday, November 14, 2012

Kita, KPK dan Korupsi




Peran Serta Masyarakat dalam Pemberantasan Korupsi

Awal Mula KPK

KPK lahir karena carut marutnya Indonesia yang disebabkan oleh maraknya korupsi. KPK merupakan bentuk keinginan Indonesia untuk terbebas dari korupsi, sudah menjadi rahasia umum bahwa korupsi merupakan penyakit menahun yang menggerogoti setiap sendi negeri ini dan membuat negeri ini sengsara dan lumpuh.
Tetapi Indonesia tidak ingin selamanya sakit dan sengsara karena korupsi, negeri ini ingin sembuh dan bebas, negeri ini ingin melangkah maju menuju masa depan yang cerah. Atas dasar keinginan kuat itu negeri ini membentuk sistem imun anti korupsi yang sekarang kita sebut  Komisi Pemberantasan Korupsi atau lebih kita kenal dengan nama KPK.

Perjalanan KPK

1.      Sepak Terjang KPK
Sejak awal dibentuk KPK sudah memberikan sinyal tanda bahaya bagi para koruptor. KPK hingga kini telah berhasil mengungkap banyak kasus korupsi. Kasus yang berhasil diungkap banyak melibatkan para pejabat negara dan jenis kasus korupsi tersebut sangat beragam jenisnya.
Beberapa yang merebut perhatian masyarakat Indonesia antara lain kasus suap yang melibatkan Jaksa Urip Tri Gunawan dan Arthalita Suryani dan kasus suap Hakim Agung Mahkamah Agung yang menangani perkara Probosutedjo.
2.      Ketika Tikus-tikus Putih Berdasi Bersatu
Ada istilah yang mengatakan “Tikus yang terpojok akan berbalik menggigit kucing”. Selama beberapa tahun menjalankan tugasnya KPK telah menjadi ancaman nyata bagi berbagai pihak khususnya koruptor sehingga mereka pun melakukan berbagai upaya untuk melemahkan bahkan mematikan KPK. Tindakan pelemahan KPK itu menurut Abraham Samad, Ketua KPK, dilakukan secara sistematis. Upaya pelemahan KPK dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
a.       Judical Review UU KPK ke Mahkamah Konstitusi
b.      Penarikan tenaga Penyidik dan Auditor yang diperbantukan di KPK
c.       Kriminalisasi dan rekayasa hukum, dsb.
Ada pepatah cina “Bila kucing pergi, tikus-tikus keluar dengan bebas” sama halnya jika KPK dibiarkan mati maka koruptor akan kembali merajalela.

Peran Serta Masyarakat dalam Pemberantasan Korupsi

Korupsi bukan cuma masalah KPK saja melainkan masalah kita bersama sehingga semua elemen bangsa harus bersinergi dalam upaya pemberatasan korupsi. Upaya pemberantasan korupsi dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai kemampuan dan wewenang yang dimiliki. Penulis mengategorikan peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan korupsi ke dalam 2 (dua) kategori :
1.      Sederhana
Korupsi merupakan perbuatan yang bermula dari ketidaksucian hati manusia, salah satunya adalah ketidakjujuran. Oleh karena itu untuk melawan korupsi yang merupakan bentuk ketidakjujuran maka harus dilawan dengan kejujuran. Penulis menjabarkan ‘Kejujuran’ sebagai berikut:
a.       Kenali korupsi
Dalam dunia militer ada prinsip terkenal yakni “Ingin menang perang kenali dulu siapa musuhmu!”. Kita harus tahu apa itu korupsi, apa saja bentuk tindak korupsi dan apa akibat korupsi. Karena jika kita berperang melawan korupsi tanpa mengetahui apa itu korupsi bisa jadi kita melakukan tindak korupsi tanpa kita sadari.
b.      Jauhi segala bentuk korupsi
Contoh sederhananya, anda sedang melakukan pembuatan/perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) tetapi saat itu ternyata antriannya sangat banyak. Ketika anda dihadapkan pada situasi seperti ini ada 2 (dua) pilihan yang anda miliki, pertama adalah dengan memberikan uang pelicin kepada petugas agar proses pembuatan SIM kita didahulukan, kedua adalah kita mengantri sesuai giliran dan prosedur yang berlaku. Jadi pilihan mana yang akan anda ambil? (Suap adalah korupsi).
c.       Junjung tinggi etika profesi
Tidak ada satu pun profesi di dunia ini yang menghalalkan korupsi, bahkan korupsi merupakan pelanggaran etika profesi yang berat karena menodai nilai-nilai luhur dari profesi tersebut.
Maka dari itu salah satu cara ampuh pemberantasan korupsi adalah dengan menjunjung tinggi etika profesi masing-masing. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap profesi pasti mempunyai kode etiknya masing-masing dimana setiap kode etik tersebut mengharuskan setiap profesi dilakukan dengan jujur dan penuh tanggung jawab.
d.      Runtuhkan kebiasaan lama
Uang dan suap sudah sangat akrab dengan birokrasi negeri ini. Jika tidak ada dua hal tersebut maka proses birokrasi di negeri ini seperti diperlama dan diperumit prosesnya oleh oknum.
Jika kita ingin bebas dari korupsi maka semua elemen bangsa, mulai dari rakyat jelata sampai pejabat, harus mau untuk membuang kebiasaan lama tersebut. Karena kebiasaan tersebut merupakan sebab suburnya korupsi, sebagaimana jika kita tidak ingin menderita suatu penyakit maka kita harus menghindari segala hal yang dapat menyebabkan penyakit tersebut.
2.      Super
Peran serta yang penulis kategorikan ke dalam kategori super merupakan tindakan nyata yang tidak banyak orang punya cukup keberanian untuk melakukan tindakan nyata dalam pemberantasan korupsi, karena memang tindakan ini memiliki resiko.
Akan tetapi sekali tindakan ‘Super’ ini dilakukan biasanya tidak hanya satu orang saja yang terseret ke meja hijau, bahkan tidak menutup kemungkinan suatu jaringan korupsi yang ternyata sekian lama ada namun mengendap dan tidak tersentuh tangan-tangan hukum dapat terungkap ke permukaan. Peran serta masyarakat kategori super ini bersifat korektif dan kuratif (mendeteksi dan memberantas korupsi). Jenis-jenis peran serta masyarakat kategori super, antara lain:
a.       Melaporkan setiap tindak pidana korupsi
Ada sebuah kisah nyata yang disampaikan oleh seorang anggota KPK. Ada seorang pegawai yang sangat gelisah karena diperintahkan oleh Kepala Kantornya untuk melakukan korupsi, namun tidak punya kuasa untuk menolak karena karirnya dapat terancam. Kemudian ia berkonsultasi pada seorang Anggota KPK dan disarankan untuk tetap menjalankan perintah atasannya demi karirnya akan tetapi ia harus melaporkan dan mengirim setiap korupsi yang ia lakukan ke KPK. KPK akan menyelidiki kasus tersebut berdasarkan laporan yang diterima.
Berdasarkan kisah tersebut laporan dari masyarakat sangat dibutuhkan, jadi jangan ragu untuk melapor ke KPK.
b.      Wistleblower
Whistleblower sebagaimana PP No.71 Tahun 2000 adalah orang yang memberi suatu informasi kepada penegak hukum atau komisi mengenai terjadinya suatu tindak pidana korupsi dan bukan pelapor. Biasanya whistleblower mengungkap kasus korupsi yang melibatkan banyak pihak sehingga banyak pihak akan terjaring hukum bila ada whistleblower muncul, mengingat atas perbuatan tersebut penuh dengan resiko maka whistleblower harus mendapat perlindungan hukum.
Contoh whistleblower adalah Bambang Soekotjo dalam kasus dugaan korupsi simulator SIM milik Korlantas.

Kesimpulan

Peran serta masyarakat sangatlah penting dalam upaya pemberantasan korupsi dan cara paling ampuh untuk memberantas korupsi adalah dengan mencegah timbulnya korupsi itu sendiri yakni dengan mengubah kebiasaan lama yang mengarah pada tindak korupsi.
Oleh karena itu diharapkan seluruh elemen bangsa Indonesia bersatu padu memberantas korupsi dan mewujudkan Indonesia yang bebas dari korupsi.

Sunday, November 11, 2012

Guru, Sebuah Sepeda Pengantar Cita-Cita dan Efek Domino Positif Pendidikan



Guru, sebuah sepeda pengantar cita-cita

Siapa yang mau menyangkal peran besar guru dalam mengantar kita semua kepada kesuksesan? Jika ada, maka pastilah ia adalah orang yang perlu belajar bagaimana cara berterima kasih.
Guru adalah sepeda yang mengantarkan kita menuju cita-cita. Kenapa bukan motor? Mobil? Atau kereta? Nampaknya tidak ada jenis kendaraan lain yang lebih pas untuk menggambarkan keadaan seorang guru. Perumpamaan sepeda tersebut menggambarkan perjuangan seorang guru yang tidak mudah dan bukan tanpa susah payah dalam mendidik anak didiknya. Seorang guru dibebani tanggung jawab yang sangat besar dalam mengarahkan anak didiknya agar menjadi generasi penerus yang bersih, berkompeten dan bertanggung jawab kepada bangsa Indonesia.
Kita tahu bahwa sepeda yang dirawat pastinya berbeda dengan sepeda yang hanya asal dipakai. Pun demikian dengan profesi guru, profesi membutuhkan perhatian dan penghargaan yang nyata agar profesi guru ini tidak dilakukan dengan setengah hati, melainkan dijalankan dengan sepenuh hati dan penuh pengabdian pada negeri.
Kemudian timbul pertanyaan dalam hati ini
“Apakah gelar ‘Pahlawan tanpa tanda jasa’ sudah cukup untuk menghargai pengabdian guru-guru di seluruh nusantara ini?”
Memang gelar tersebut sangat besar artinya akan tetapi perut guru-guru beserta keluarganya tidak akan pernah bisa kenyang dengan hanya menyandang gelar tersebut. Guru adalah sosok pahlawan dimanapun atau di negeri manapun ia, karena darinya lahir generasi-generasi yang akan menjadi penerus bangsa dan negaranya. Oleh karena itu guru harus kita dukung agar perjuangannya bisa maksimal mencetak generasi yang benar-benar dapat diandalkan, wujud perhatian dan dukungan tersebut antara lain :
  1. Dukungan orang tua murid dalam mengarahkan dan mensupport anaknya ketika tidak di lingkungan sekolah
  2. Dukungan kesejahteraan. Merupakan salah satu hal yang sangat vital, seseorang akan menjalani suatu profesi dengan maksimal jika ada jaminan kesejahteraan dari profesi tersebut. Kesejahteraan guru harus sangat diperhatikan oleh pemerintah dengan menetapkan standar gaji yang ‘manusiawi’ agar guru tetap fokus dalam profesinya, jangan sampai seorang guru setengah hati dalam menjalani profesinya karena selain mendidik murid juga masih harus memikirkan bagaimana caranya agar bisa mencukupi kebutuhannya
  3. Dukungan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang nyaman untuk kepentingan pendidikan. Lingkungan yang damai dan bersahabat akan sangat mendukung dunia pendidikan, berbeda halnya dengan lingkungan yang penuh kekacauan, tawuran dimana-mana, banyak terjadi huru-hara dan bentrok masa, menyebabkan anak didik tidak nyaman belajar.
Seorang guru tidak akan mampu sendirian memikul beban berat untuk menciptakan generasi sebagaimana  yang diharapkan bangsa, oleh karena itu seluruh elemen bangsa harus turut memberikan bantuan dan dukungan. Karena guru adalah sepeda yang mengantarkan kita ke gerbang keberhasilan, dan karena guru adalah sepeda yang mengantarkan anak-anak kita ke gerbang kesuksesan di masa depan.

Efek Domino Positif Pendidikan

Kemajuan di bidang pendidikan tidak hanya berarti kemajuan di bidang pendidikan. Kemajuan pendidikan merupakan investasi yang pasti menguntungkan. Negara dengan sistem pendidikan yang mampu mencetak generasi terdidik dan berkarakter lebih cepat dalam melakukan pembangunan. Contohnya saja jepang, meski Jepang sempat mengalami kehancuran saat peristiwa bom hiroshima dan nagasaki yang diperkirakan akibat peristiwa tersebut Jepang kehilangan 2-3 generasinya namun dengan tekad pembangunan yang luar biasa kini Jepang menjadi salah satu negara maju di dunia. Kunci sukses Jepang dalam keberhasilannya melakukan pembangunan yang luar biasa hebat adalah pendidikan di Jepang yang mampu mencetak generasi yang dapat diandalkan yang tidak hanya terdidik tetapi juga berkarakter.

Apa yang dimaksud efek domino positif pendidikan?

Bahwa pendidikan akan mempengaruhi secara positif tidak hanya satu sektor tertentu (misalnya sektor ekonomi atau sosial) saja dan memberikan dampak positif secara berkelanjuatan antar sektor pembangunan. Contohnya dengan adanya pendidikan maka kebutuhan tenaga ahli kesehatan tercukupi, dengan tenaga kesehatan tersebut dapat mendukung peningkatan tingkat kesehatan masyarakat dan dengan tingkat kesehatan masyarakat yang semakin naik maka produktivitas kerja juga naik, tersedianya tenaga kerja yang sehat untuk melaksanakan pembangunan fisik dan seterusnya. Efek positif tersebut tidak hanya sekali dirasakan akn tetapi akan tercipta efek domino yang seolah-olah efek positif pendidikan itu tidak akan berhenti sampai kapanpun.
Pendidikan di Indonesia kini menghadapi masalah yang pelik dengan banyaknya pengangguran terdidik. Pengangguran terdidik adalah pengangguran yang memiliki kualifikasi pendidikan yakni lulusan-lulusan SMA, Diploma dan Universitas yang tidak mendapat pekerjaan. Pada tahun 2008 menurut The Indonesian Institute  50% dari jumlah pengangguran adalah pengangguran terdidik. Selain itu terdapat masalah yakni pendidikan kita saat ini belum 100% mencetak orang-orang terdidik yang berkarakter.
Kemudian cobalah cermati data dibawah ini

      • 158 kepala daerah tersangkut korupsi sepanjang 2004-2011
      • 42 anggota DPR terseret korupsi pada kurun waktu 2008-2011
      •  30 anggota DPR periode 1999-2004 terlibat kasus suap pemilihan DGS BI
      •  Kasus korupsi terjadi diberbagai lembaga seperti KPU,KY, KPPU, Ditjen Pajak, BI, dan BKPM
        Sumber data : Litbang Kompas




Data diatas menunjukkan masih banyak orang-orang terdidik dan cerdas di negeri ini yang tidak memiliki hati yang bersih serta karakter sesuai cita-cita bangsa.  Mereka bukan membawa kebaikan akan tetapi justru membawa kehancuran.
Efek positif dari pendidikan tidak akan terasa jika lulusan-lulusannya tidak memiliki karakter yang kuat dan jujur. Oleh karena itu pendidikan karakter juga sangat penting dalam membangun bangsa ini.

Wednesday, November 7, 2012

Jika Kita Sendiri Mengutuk Pendidikan di Negeri Ini Lalu Siapa Lagi yang Akan Mengangkatnya Tinggi ?



Kamu orang Indonesia kan? Kamu sekolah di Indonesia kan? Lalu bagaimana pendapat kamu tentang pendidikan di Negeri kita ini?
Bayangkan jika pertanyaan itu adalah pertanyaan yang muncul di kertas ujian kamu yang mau tidak mau harus kamu jawab. Mungkin jawaban kalian akan seperti ini
“Ya. Saya orang Indonesia”
“Ya. Saya sekolah di Indonesia”
“Menurut saya pendidikan di Indonesia kurang memuaskan, mulai dari kurangnya fasilitas, sistem pendidikan yang tidak sesuai dan kurang mendukung perkembangan siswa-siswinya.. (dan bla bla bla....). Pendidikan di Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara lain, bahkan kalah dari negara tetangga... (dan bla bla bla seterusnya).”
Mungkin hampir semua jawaban akan sama dengan jawaban diatas, hanya saja tentu dengan bahasa yang berbeda. 3 pertanyaan itu memang sederhana dan kelihatan sepele, tapi coba mari kita renungkan sejenak lebih dalam pertanyaan dan jawaban sederhana diatas, khususnya pertanyaan ketiga dan jawabannya.
Contoh jawaban dari pertanyaan ketiga tersebut adalah jawaban umum yang sering saya dengar dalam diskusi ataupun sekedar obrolan ringan singkat yang jadi selingan obrolan lain. Entah apakah itu sudah termindset di dalam alam bawah sadar kita? Atau karena memang benar itu kenyataannya?
Melihat keadaan yang ada saat ini memang benar bahwa pendidikan di negeri ini jauh dari optimal, banyak kekurangan disana-sini. Dan kita cenderung mengkambinghitamkan sistem. Mulai dari petinggi-petinggi sampai siswa-siswi, tapi kita cenderung melupakan tentang Siapa yang menjalankan sistem tersebut? Siapa aktor yang menjalani peran dalam dunia pendidikan di negeri ini? Jawabannya jelas
“Kita. Seluruh pelajar, mahasiswa, guru dan aktivis pendidikan lainnya”
Kita sering melupakan bahwa kita lah aktor yang menentukan akan dibawa kemana pendidikan negeri ini, karena sebagus apapun sistem namun tanpa SDM yang benar-benar ingin maju dan menjalankan sistem itu dengan baik maka hasilnya adalah sistem yang ‘seret’, setengah jalan dan cepat rusak karena berjalan tidak sebagaimana mestinya. Sebaliknya walaupun dengan sistem pendidikan yang ‘pas-pasan’ tetapi SDM yang terkait menjalankan sistem tersebut dengan penuh kesungguhan, sepenuh hati dan berkeinginan menjadi lebih baik maka dengan segala upaya SDM tersebut akan terus maju dan berkembang bahkan melakukan tindakan-tindakan nyata untuk memperbaiki sistem yang ada agar menjadi sistem yang ideal.
SDM atau Sumber Daya Manusia yang dimaksud diatas adalah
  1. Pelajar / Mahasiswa
    Merupakan pemeran utama dalam dunia pendidikan. Dalam diri setiap pelajar/mahasiswa sejak dini harus ditanamkan bahwa maju atau mundurnya pendidikan adalah tergantung dari keputusan mereka dalam menyikapi pendidikan itu sendiri.
    Sangat penting ditanamkan nilai-nilai dasar seperti kejujuran dan tanggung jawab. Sistem yang terancang sempurna namun jika pelajar/mahasiswa bermalas-malasan dan melakukan kecurangan (mencontek dll.) maka sistem yang sempurna pun tidak akan ada artinya.  
  2.  Pengajar (Guru / Dosen / Tutor)
    Jika Pelajar/Mahasiswa adalah aktor utamanya, maka Pengajar adalah pemeran pembantunya. Dimana tugas Pemeran Pembantu ini adalah untuk selalu mendukung Aktor Utama dan selalu membimbing Aktor Utama agar tidak keluar dari alur cerita yang seharusnya.
  3. Pejabat Berwenang
    Mereka Sutradara yang mengarahkan jalannya cerita lewat naskah yang telah disiapkan (baca: sistem pendidikan). Karena sutradara punya wewenang untuk menentukan arah cerita maka sutradara harus memiliki pandangan yang baik hasil yang diinginkan dan bagaimana cara mencapai hasil tersebut. Begitu pula dengan pejabat yang berwenang dalam dunia pendidikan harus memiliki tujuan yang jelas, akan dibuat seperti apa wajah pendidikan Indonesia di masa depan dan lewat wewenangnya mengatur sistem untuk mencapai tujuan tersebut.
  4. Pemerintah
    Terakhir adalah pemerintah, peran pemerintah adalah sebagai Produser. Produser memikirkan dan menjamin ketersediaan dana, begitu juga dengan Pemerintah mengalokasikan dana pendidikan melalui anggaran pendidikan di APBN.


Setiap elemen bangsa ini punya perannya masing-masing, mari kita optimalkan peran kita untuk membangun Indonesia dan mewujudkan cita-cita bangsa ini. “Jangan dulu kita hanya sekedar mengutuk rendahnya kualitas pendidikan di negeri kita ini tanpa berperan untuk melakukan perbaikan. Terkhusus bagi pemuda, masa depan Indonesia dipercayakan pada kita. Tak perlu muluk-muluk kawan, cukup dengan kita niatkan sepenuh hati serta kesungguhan dan kita jalankan peran kita dengan baik, semoga dengan begitu kita dapat memberikan warna cerah pada Indonesia di masa mendatang.

Karena kalau bukan kita siapa lagi yang akan mengangkat tinggi negeri ini?