Guru, sebuah
sepeda pengantar cita-cita
Siapa yang mau menyangkal peran besar guru
dalam mengantar kita semua kepada kesuksesan? Jika ada, maka pastilah ia adalah
orang yang perlu belajar bagaimana cara berterima kasih.
Guru adalah sepeda yang mengantarkan
kita menuju cita-cita. Kenapa bukan motor? Mobil? Atau kereta? Nampaknya tidak
ada jenis kendaraan lain yang lebih pas untuk menggambarkan keadaan seorang
guru. Perumpamaan sepeda tersebut menggambarkan perjuangan seorang guru yang
tidak mudah dan bukan tanpa susah payah dalam mendidik anak didiknya. Seorang
guru dibebani tanggung jawab yang sangat besar dalam mengarahkan anak didiknya
agar menjadi generasi penerus yang bersih, berkompeten dan bertanggung jawab
kepada bangsa Indonesia.
Kita tahu bahwa sepeda yang dirawat
pastinya berbeda dengan sepeda yang hanya asal dipakai. Pun demikian dengan
profesi guru, profesi membutuhkan perhatian dan penghargaan yang nyata agar
profesi guru ini tidak dilakukan dengan setengah hati, melainkan dijalankan
dengan sepenuh hati dan penuh pengabdian pada negeri.
Kemudian timbul pertanyaan dalam hati
ini
“Apakah gelar ‘Pahlawan tanpa tanda jasa’ sudah cukup untuk menghargai pengabdian guru-guru di seluruh nusantara ini?”
Memang gelar
tersebut sangat besar artinya akan tetapi perut guru-guru beserta keluarganya
tidak akan pernah bisa kenyang dengan hanya menyandang gelar tersebut. Guru adalah
sosok pahlawan dimanapun atau di negeri manapun ia, karena darinya lahir
generasi-generasi yang akan menjadi penerus bangsa dan negaranya. Oleh karena
itu guru harus kita dukung agar perjuangannya bisa maksimal mencetak generasi
yang benar-benar dapat diandalkan, wujud perhatian dan dukungan tersebut
antara lain :
- Dukungan orang tua murid dalam mengarahkan dan mensupport anaknya ketika tidak di lingkungan sekolah
- Dukungan kesejahteraan. Merupakan salah satu hal yang sangat vital, seseorang akan menjalani suatu profesi dengan maksimal jika ada jaminan kesejahteraan dari profesi tersebut. Kesejahteraan guru harus sangat diperhatikan oleh pemerintah dengan menetapkan standar gaji yang ‘manusiawi’ agar guru tetap fokus dalam profesinya, jangan sampai seorang guru setengah hati dalam menjalani profesinya karena selain mendidik murid juga masih harus memikirkan bagaimana caranya agar bisa mencukupi kebutuhannya
- Dukungan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang nyaman untuk kepentingan pendidikan. Lingkungan yang damai dan bersahabat akan sangat mendukung dunia pendidikan, berbeda halnya dengan lingkungan yang penuh kekacauan, tawuran dimana-mana, banyak terjadi huru-hara dan bentrok masa, menyebabkan anak didik tidak nyaman belajar.
Seorang
guru tidak akan mampu sendirian memikul beban berat untuk menciptakan generasi
sebagaimana yang diharapkan bangsa, oleh
karena itu seluruh elemen bangsa harus turut memberikan bantuan dan dukungan.
Karena guru adalah sepeda yang mengantarkan kita ke gerbang keberhasilan, dan
karena guru adalah sepeda yang mengantarkan anak-anak kita ke gerbang
kesuksesan di masa depan.
Efek
Domino Positif Pendidikan
Kemajuan
di bidang pendidikan tidak hanya berarti kemajuan di bidang pendidikan. Kemajuan
pendidikan merupakan investasi yang pasti menguntungkan. Negara dengan sistem
pendidikan yang mampu mencetak generasi terdidik dan berkarakter lebih cepat
dalam melakukan pembangunan. Contohnya saja jepang, meski Jepang sempat
mengalami kehancuran saat peristiwa bom hiroshima dan nagasaki yang
diperkirakan akibat peristiwa tersebut Jepang kehilangan 2-3 generasinya namun
dengan tekad pembangunan yang luar biasa kini Jepang menjadi salah satu negara
maju di dunia. Kunci sukses Jepang dalam keberhasilannya melakukan pembangunan
yang luar biasa hebat adalah pendidikan di Jepang yang mampu mencetak generasi
yang dapat diandalkan yang tidak hanya terdidik tetapi juga berkarakter.
Apa yang dimaksud efek domino positif
pendidikan?
Bahwa
pendidikan akan mempengaruhi secara positif tidak hanya satu sektor tertentu (misalnya
sektor ekonomi atau sosial) saja dan memberikan dampak positif secara
berkelanjuatan antar sektor pembangunan. Contohnya dengan adanya pendidikan
maka kebutuhan tenaga ahli kesehatan tercukupi, dengan tenaga kesehatan
tersebut dapat mendukung peningkatan tingkat kesehatan masyarakat dan dengan
tingkat kesehatan masyarakat yang semakin naik maka produktivitas kerja juga
naik, tersedianya tenaga kerja yang sehat untuk melaksanakan pembangunan fisik
dan seterusnya. Efek positif tersebut tidak hanya sekali dirasakan akn tetapi
akan tercipta efek domino yang seolah-olah efek positif pendidikan itu tidak
akan berhenti sampai kapanpun.
Pendidikan
di Indonesia kini menghadapi masalah yang pelik dengan banyaknya pengangguran
terdidik. Pengangguran terdidik adalah pengangguran yang memiliki kualifikasi
pendidikan yakni lulusan-lulusan SMA, Diploma dan Universitas yang tidak
mendapat pekerjaan. Pada tahun 2008 menurut The
Indonesian Institute 50% dari jumlah
pengangguran adalah pengangguran terdidik. Selain itu terdapat masalah yakni pendidikan
kita saat ini belum 100% mencetak orang-orang terdidik yang berkarakter.
Kemudian cobalah cermati data dibawah ini
- 158 kepala daerah tersangkut korupsi sepanjang 2004-2011
- 42 anggota DPR terseret korupsi pada kurun waktu 2008-2011
- 30 anggota DPR periode 1999-2004 terlibat kasus suap pemilihan DGS BI
- Kasus korupsi terjadi
diberbagai lembaga seperti KPU,KY, KPPU, Ditjen Pajak, BI, dan BKPMSumber data : Litbang Kompas
Data diatas menunjukkan masih banyak orang-orang terdidik dan cerdas di negeri ini yang tidak memiliki hati yang bersih serta karakter sesuai cita-cita bangsa. Mereka bukan membawa kebaikan akan tetapi justru membawa kehancuran.
Efek positif dari pendidikan tidak akan terasa jika lulusan-lulusannya
tidak memiliki karakter yang kuat dan jujur. Oleh karena itu pendidikan
karakter juga sangat penting dalam membangun bangsa ini.
No comments:
Post a Comment